Susunan Acara Api Unggun Dalam Bentuk Narasi


Assalamu’alaikum Warohmatullohi Wabarokatuhu

Dalam malam yang penuh kesunyian ini, kita Bersama untuk Menyatu.
Berkumpul dari berbagai kesatuan yang berbeda.
Hendaknya kita memiliki seorang pemimpin yang dapat mempersatukan perbedaan kita
Pemimpin yang membawa kita pada arah yang sama,
“Pemimpin Upacara Memasuki Lapangan Upacara”

Bahtera sudah tertamban didepan dermaga,
“turunkan jangkar” terdengar seru nahkoda,
Akar yang tumbuh tak pernah meneggakkan batang pohon sendirian,
Mereka bersatu untuk menjaga ketegakkan itu,
Kami mahluk yang lemah yang takbisa hidup sendiri,
Kami perlu bimbingan kakak Pembina.
Datanglah ditengah-tengah kami,
Kami takkan bisa memajukan gerakan pramuka tanpa bimbinganmu
“Pembina Upacara Memasuki Lapangan Upacara”

Barisan kesatria coklat yang indah telah siap untuk melaksanakan upacara api unggun.
Sang pemimpin melaporkan keadaan mala mini.
“Laporan Pemimpin Upacara”

Ucap hanya sekedar ucap, langkah hanya sekedar melangkah.
Pernahkah kita sadar, apa yang kita ucapkan dalam dasadarma begitu indah bila dilakukan,
Coba saudara renungkah
Sudahkan………?
Sudahkan kita mengamalkan dasadarma yang sering kita ucapkan.?
Dengarlah kesatria,

DASA DARMA PRAMUKA


   Takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
   Cinta Alam dan kasih sayang sesama manusia
   Patriot yang sopan dan ksatria
   Patuh dan suka bermusyawarah
   Rela menolong dan tabah
   Rajin, terampil dan gembira
   Hemat, cermat dan bersahaja
   Disiplin, berani dan setia
   Bertanggung jawab dan dapat dipercaya
   Suci dalam pikiran, perkataan dan perbuatan

Kakak Pembina….Nyalakan serpihan kayu yang telah dibentuk itu
Untuk memberi kehangantan dalam dinginnya malam ini.

Hening tak selalu menghantui,
Kehangatan ini mari kita sampaikan dengan suasana ini,
“Api Tanda Semangat Juang”

Kakak……
Jangan biarkan kami terus-menerus mengalami kegelapan pikiran.
Kami butuh petuahmu untuk bercahaya,
“Pasukan di istirahatkan”

Mulut tak selalu manis dalam berkata
Juga tidak selalu salah dalam mengucap
Keharusan kita yakni meminta ampunan kepada Alloh SWT./Tuhan Y.M.E.
Untuk itu mari kita dengarkan indahnya lantunan kata yang di sampaikan dalam doa
Serta tujukan hati kita kepada Alloh SWT./Tuhan Y.M.E
“Pembacaan Do’a”

Tiada perpisahan yang manis dan indah.
Semua perpisahan akan terdengar sedih dan membuat hati kita menangis.
Ini bukanlah akhir dari segala aktivitas
Justru semua ini bisa menjadi awal terbentuknya hari baru,
“Laporan Pemimpin Upacara”

Kakak…
Engkau telah memberikan petuahmu
Di upacara ini engkau telah bisa meninggalkan kami
Tapi….
Kami mohon, teruslah bimbing kami
Untaian kata mu sangat menentukan langkah kami,
“Pembina Upacara Meninggalkan Lapangan Upacara.”

Upacara ini telah usai
Tapi tak semata-mata mengusaikan semuanya
Sang pemimpin !
Kau bisa kembali untuk membiarkan ksatria sendirian
“Pemimpin Upacara Meninggalkan lapangan Upacara”

Terimakasih Atas Perhatiannya,
Mohon maaf bila lantunan kataku menyinggung hati kalian.
Wassalamu’alaikum Warohmatullohi Wabarokatuh.
Dua 2 tepuk pramuka











                                                                                     

Comments

  1. Seperti terbawa masa dimana aku selalu berada di posisi pasukan obor

    ReplyDelete
  2. MaasyaaAllah tabarakallah, jadi rindu suasananya. Tidak ada kata menyinggung,lanjutkan dan tetaplah berkarya:)

    ReplyDelete
  3. siap, mohon dukungannya dengan membaca dan mengshare tulisan saya

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular Posts