Beda Rasa


          Darimu aku menemukan kedamaian, yang mungkin belum sempat aku dapatkan sebelumnya, tentang rasa nyaman yang di berikan oleh oranglain selain ibu, untukmu aku tersenyum dan untukmu pula kutulis rasa ini.Ku tuliskan sendu yang menghadirkan rindu, tentang mu yang memberiku rasa nyaman dan kebahagiaan “sementara”.
Kamu yang saat itu hadir diantara kesedihan yang kurasa, kau berikan kedamaian dalam keramaian lautan manusia. Kadang aku tertawa bila meliatmu bertingkah, kamu seperti anak kecil tapi  dengan seperti itu justru kamu terlihat dewasa.
          Pagi itu kamu berjalan didepanku bersama dengan sahabatmu yang selalu menemanimu, sebenarnya aku mau mengikutimu, hanya saja aku takut sikapku berlebihan dan bahkan nanti membuatmu tak suka pada tingkahku. Yasudah kuputuskan untuk terus melihatmu dari kejauhan karena cara itu yang aku bisa. Sepertinya apa yang aku lakukan membuatmu senang, tapi entah kenapa kamu pun malah menjauhiku. 
Kamu berjalan dengan dia yang menginginkanmu menemaninya, karena aku hanya orang yang cuma bisa melihatmu dari jauh, aku pun hanya bisa bersabar. Sebenarnya aku tak mau hadir pada hari itu, hanya saja demi melihatmu aku memaksakan mengayuh sepeda jauh jauh dari rumahku untuk bisa melihat senyumanmu, kau pun tersenyum hanya bukan untukku.
Disana kamu memasak hanya saja kamu belum bisa memasak, tapi aku suka masakanmu meskipun rasanya agak aneh.
          Setelah makan pasti saja mataku terkantuk, aku setengah tidur sambil mendengarkan kamu berbicara dan tertawa. Setelah beberapa lama beristirahat kami pun melanjutkan perjalanan ke sebuah tempat yang indah, hanya saja dalam perjalanan aku sedikit lupa dan malah nyasar.
Tapi gara-gara itu aku mendapatkan perhatian darimu, aku sebenarnya tak berpikir bahwa kamu akan menelponku tapi ternyata sebaliknya. Apakah aku yang terlalu percaya diri atau memang kamu menyimpan rasa, hanya kau dan Tuhan yang tau, aku hanya bisa mendoakanmu dan memperhatikanmu dari jauh.
          Senja sudah hadir, menunjukan bahwa sebentar lagi mentari akan meninggalkan langit birunya dan rembulan akan hadir bersama langit yang mengbungkus malam dengan kegelapan. Sudah saatnya saya pulang, meskipun sudah kelelahan tapi saya harus tetap pulang dan sampai dirumah sebelum gelap. Baru saja beberapa kilometer, kaki saya sudah kram dan lumayan sakit juga, tapi kamu hadir dengan memberikan semangat, lalu seketika saja rasa sakit itu hilang di temani senyuman dan suaramu.
          Kurang lebih sejam diperjalanan akhirnya aku sampai dirumahku, dengan kondisi badan basah kuyup karena cuaca sedang hujan, seperti biasa ibuku mengomeliku karena pulang nya malam, “padahal aku sudah besar tapi tetap saja diperlakukan seperti anak kecil” keluhku dalam hati. Segera saja aku pergi ke kamar mandi untuk bersih bersih dan bersiap siap untuk pergi mengaji.
Karena kecapean setelah perjalanan jauh, setelah mengaji pun aku langsung tertidur. Dan benar saja dalam mimpiku kutemui sosokmu lagi, hanya saja peran diantara tapi siang dan dalam mimpi berbeda. Dalam dunia nyata kau dengan dia tapi dalam mimpi kau bersamaku melewati hari-hari yang panjang dan menyenangkan.
          Suara adzan membangunkanku dari mimpi indahku, aku bergegas untuk melaksanakan solat subuh di masjid bersama adik dan saudaraku. Lalu aku berdoa dengan harapan bahwa mimpi yang aku dapatkan bisa kurasakan di dunia nyata.

Comments

  1. Sebuah karya dimana hati yang berbicara, :)
    Nice, rangkaian kisah yang selalu ditunggu😊

    ReplyDelete
  2. Hehe makasih yah, jangan lupa bahwa anda hanya sedang membaca

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular Posts