Jatuh Hati
Cahaya mentari dipagi hari membangunkanku dari panjangnya
kisah yang kulalui semalaman. Bersamamu, ku luangkan malamku dengan segelas
susu yang mungkin jadi awal kisahku denganmu. Kamu, yang seketika hadir dalam
kehidupanku, yang memberi kisah baru dengan beribu warna nyata.
Untukmu, aku melihatmu dengan sudut pandang yang lain
dari pada sebatas teman, yang mungkin bisa di golongkan sebagai seseorang yang mengagumimu.
Kau yang telah membuat seekor koala lari dari kandangnya.
Aku hanya bisa menatapmu
dari jauh, karena ketidak beranianku untuk bisa mengajakmu bercakap, meskipun
hanya sekedar menyapa saja aku tak sanggup. Padahal waktu itu waktu begitu pas
untuk bisa berbicara denganmu, tapi sudahlah semua sudah berlalu.
Bulan berseri menyambut malam yang begitu indah, ku
habiskan waktu bersama mereka, teman baru yang sudah menjadi keluarga baru
dalam kegiatanku. Kami saling bekerja sama untuk menciptakan suatu hal yang
terkesan bagi para peserta. Aku yang mungkin diberi kepercayaan untuk
mengarahkan mereka sebagai anggotaku,
segera memberi arahan untuk mempersiapkan apa yang telah di rencanakan
sebelumnya.
Musik terdengar merdu, suara kembang api terus terusan
berkoar diatas kepalaku, terdengar seru tepuk tangan dari para peserta.
Bangga dan bahagia, itu
yang kurasakan seketika aku melihat ratusan orang sedang bertepuk tangan sambil
melihat pertunjukan yang sudah kami persiapkan sebelumnya.
Aku belum melihat senyum dari dia, “apa mungkin dia tak menyukainya”
bisikan hatiku.
Sebenarnya aku ingin
sekali mendekatinya dan mengajaknya bicara, tapi apa daya aku hanya seorang
lelaki yang selalu malu bila berbincang dengan wanita. Dia pun hanya diam dan
merekam acara yang sedang berlangsung, tak ada ekspresi yang lain, hanya
ekspresi lurus lurus saja.
Semuanya selesai dan kami semua berkumpul di lapangan
untuk menghibur diri kami karena sudah cape melaksanakan kegiatan tersebut. Aku
yang duduk didekatnya merasa bahagia, karena sebelumnya aku hanya bisa
memperhatikannnya dari jauh.
Dengan suara kami yang
tak se mantap ariel pun, kami bernyanyi disana melepaskan semua beban yang kami
rasakan. Sambil bernyanyi aku memberikannya roti bakar agar aku bisa berbicara
dengannya. Ternyata memang aku yang payah yang tak bisa mengajak berbicara, dia
pun hanya berterima kasih dan tak bisa ku lanjutkan dengan percakapan.
Sepertinya
angin malam sudah menyuruh kami untuk tidur, kamipun segera bangkit dan
berjalan menuju tenda peristirahatan kami. Karena sudah kelelahan dalam waktu
beberapa menit kami semua sudah tertidur. Terdengar berbagai macam suara indah
yang di keluarkan olehku dan rekan-rekan ku untuk menghiasi indahnya mimpi kami.
Pagi, saatnya untuk berolahraga, tapi kebanyakan dari
kami masih tidur. Tapi tidak denganya, dia yang selalu bangun paling awal dan
sudah mandi dari habis sholat subuh. Sungguh wanita yang rajin bukan ?.
Tapi pagi ini pagi
terakhir kami, setelah siang kami harus pulang ke rumah masing – masing. Padahal
aku baru saja menancabkan patok,
ternyata harus segera mencabut patok itu. Atau, aku bisa menyimpannya yang
kemudian ku tancabkan kembali secara perlahan.
Waktu terus berlalu
hingga akhirnya ku temukan dia sedang bersih – bersih di lapangan. Dia yang
membawa karung kecil sedang membersihkan sisa- sisa sampah plastik yang masih berawuran
di lapangan.
Kami pun segera menyusul
dengan intruksi dari ketua, dan setelah selesai lalu satu persatu dari kami
pulang karena sudah ada teman atau orang tua dari kami yang sudah menjemput. Aku
pun pulang lebih dahulu daripada dia, tapi sebenarnya aku mau melihat dia
pulang dulu hanya saja kenyataannya berbeda.
Akhirnya aku pun pulang dengan rasa harap yang tinggi
bahwa dia bisa merasakan apa yang aku rasakan. Kadang aku menyesal karena tidak
berani menyapanya, tapi semua sudah di takdirkan, dan semoga kekuranganku itu
bisa menjadi kebaikan untukku.
Selalu saja terpikir
tentangnya, yang membuat akalku tak pernah berhenti membayangkan senyumannya. Tetaplah
tersenyum karena kebahagiaan wajib kamu miliki.
Mantap kaka
ReplyDeleteMantul
ReplyDeletehehe, terimakasih sudah membaca. terus baca karyanya bunga rampai yah
ReplyDeleteHebatt luar biasa kaka
ReplyDeletemantul sultan
DeleteHebat👏
ReplyDeleteAlhamdulillah kalau suka
ReplyDelete