Tak Sempat



Alam tak selalu tertawa,
Air seolah enggan bercerita,
Kita perlu nyawa untuk bertanya,
Bagaimana kejamnya kurawa.

Aku bak seorang penjaga tanpa senjata,
Yang melindungi tahta sang raja,
Tanpa baju besi,
Tanpa seorang kekasih,

Seribu lima ratus tahun lalu,
Aku menari dengan lagu yang merdu,
Merangkai setiap gerakan hingga padu,
Enggan malam itu sampai berlalu,

Seaharusnya aku yang menemuimu,
Menghapus semua luka yang di rasakan olehmu,
Walaupun kenyataannya semu,
Aku hanya melihat di balik batu.

Kau menulis dibawah sinar sang bulan,
Dalam batu yang kau buat layaknya alunan,
Bintang cemburu padamu,
Karenamu dia kehilangan sosok penerang kalbu.

Comments

Popular Posts